MAKALAH
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah Manajemen Perbankan
Dosen : Agus Barkah Hamdani
Disusun Oleh :
Vina Novia
Ekonomi Syariah 6
Sekolah Tinggi Agama Islam Darul Arqom (STAIDA)
Muhammadiyah Garut
2013
KATA
PENGANTAR
Dengan mengucapkan syukur kehadirat
Allah SWT., karena atas Rahmat dan Karunia-Nya saya dapat menyelesaikan makalah
kami yang berjudul “Analisis Laporan Keuangan”. Dan tugas ini disusun untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Manajemen Perbankan Syariah.
Dalam penulisan makalah ini, saya
semaksimal mungkin berusaha untuk memberikan yang terbaik agar para pembaca
dapat memahami isi dari makalah ini. Tapi tidak menutup kemungkinan bahwa dalam
penulisan makalah ini masih banyak kekurangan dan banyak materi yang belum
lengkap. Oleh karena itu, saya membuka diri bagi semua pihak yang akan
mengajukan komentar, kritik dan saran demi memperbaiki penulisan makalah ini.
Saya menyadari bahwa dalam penulisan
makalah ini tidak lepas dari dukungan dan bimbingan berbagai pihak. Untuk itu,
kami mengucapkan banyak terimakasih dan rasa syukur yang sedalam-dalamnya
kepada pihak terkait. Khususnya kami sampaikan kepada :
1. Allah
SWT.
2. Bapak
Agus Barkah Hamdani selaku dosen Manajemen Perbankan Syariah
3. Keluarga
4. Kawan-kawan
seperjuangan kelas Ekonomi Syariah semester 6
Akhir kata, semoga penulisan makalah ini besar manfaatnya bagi saya dan
bagi para pembaca.
Garut, Mei 2014
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Sejumlah hal yang amat penting dalam pengelolaan keuangan
bagi manajer keuangan adalah membaca, memahami, menganalisis, dan
menginterpretasikan informasi laporan keuangan. Dengan informasi laporan
keuangan ini dapat diketahui sejumlah penyimpangan yang terjadi dan
memungkinkan bagi semua pihak yang berkepentingan untuk menilai hasil usaha dan
keadaan keuangan perusahaan secara menyeluruh. Dengan laporan ini dapat ditarik
banyak kesimpulan mengenai apa yang telah terjadi, apa yang sudah atau belum
efektif dan efisien, dan sebagainya.
Dalam kehidupan sehari-hari bank syariah adalah lembaga
intermediasi keuangan, diharapkan mampu memberikan sistem pelayanan yang baik
terhadap nasabah dibandingkan dengan bank dengan sistem bunga, gambaran baik
dan buruknya suatu bank dapat dilihat dari kinerjanya dan tergambar dalam
laporan keuangan. Laporan keuangan bertujuan untuk menyediakan informasi yang
bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan (pengguna laporan keuangan)
dalam pengambilan keputusan yang rasional.
B.
Maksud
dan Tujuan
1.
Untuk mengetahui pengertian laporan keuangan
2.
Untuk mengetahui arti penting laporan keuangan
3.
Untuk mengetahui bentuk dan unsur laporan
keuangan
4.
Untuk mengetahui bentuk dan unsur laporan
keuangan syariah
5.
Untuk mengetahui analisis laporan keuangan
syariah
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah laporan periodik yang disusun
menurut prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara umum tentang status
keuangan dari individu, asosiasi, atau organisasi bisnis yang terdiri dari
neraca laporan, laba rugi, dan laporan perubahan ekuitas pemilik.
Laporan keuangan bank sama saja dengan laporan keuangan
perusahaan. Neraca bank memperlihatkan gambaran posisi keuangan suatu bank pada
saat tertentu. Laporan laba rugi memperlihatkan hasil kegiatan suatu bank
selama satu periode tertentu. Laporan perubahan posisi keuangan memperlihatkan
darimana saja sumber dana bank dan kemana saja
disalurkannya dana tersebut. Laporan ini disusun dari neraca pada dua
periode (tanggal) dan laporan laba rugi selama periode yang dilaporkan. Selain
dari ketiga komponen diatas, juga harus disertakan catatan dan laporan lain
serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan.
Berdasarkan peraturan Bank Indonesia, setiap bank
diwajibkan menyampaikan laporan keuangan kepada Bank Indonesia dan publik
setian enam bulan yang terdiri atas laporan inti dan laporan pelengkap.
Laporan inti terdiri atas:
1.
Neraca
2.
Laba/ rugi
Laporan pelengkap terdiri atas:
1.
Laporan komitmen dan kontijensi
2.
Laporan perhitungan kewajiban penyediaan modal
minimum
3.
Laporan transaksi valuta asing dan derivatif
4.
Laporan kualitas aktiva produktif dan derivatif
5.
Perhitungan rasio keuangan
6.
Pengurus bank dan pemilik bank
B.
Arti
Penting Laporan Keuangan
Manajemen suatu organisasi, baik yang berorientasi laba (profit oriented) maupun yang tidak, akan
selalu dihadapkan pada pengambilan keputusan untuk masa mendatang. Baik
buruknya keputusan yang diambil akan bergantung dan ditentukan oleh informasi
yang digunakan dan kemampuan manajemen dalam menganalisis dan
menginterpretasikannya. Salah satu sumber informasi penting yang digunakan
manajemen dalam pengambilan keputusan tersebut, terutama keputusan keuangan,
adalah laporan keuangan.
Manajemen, terutama manajer keuangan, juga berkepentingan
terhadap informasi yang disajikan dalam laporan keuangan meskipun memiliki
akses terhadap informasi manajemen dan keuangan tambahan yang membantu dalam
melaksanakan tanggung jawab perencanaan, pengendalian, dan pengambilan
keputusan. Manajemen memiliki kemampuan untuk menentukan bentuk dan isi
informasi tambahan untuk memenuhi kebutuhan sendiri.
Laporan keuangan dipersiapkan atau dibuat oleh pihak
manajemen untuk memberikan gambaran atau progress
report secara periodik. Karena itu, laporan keuangan mempunyai sifat
historis dan menyeluruh. Laporan keuangan sebagai pregress report terdiri atas data yang merupakan hasil kombinasi
antara fakta yan telah dicatat (recorded
fact), prinsip-prinsip dan kebiasaaan dalam akuntansi, dan personal judgement.
Analisis laporan keuangan berarti suatu proses penguraian
data (informasi) yang terdapat dalam laporan keuangan menjadi komponen-komponen
tersendiri, menelaah setiap komponen, dan mempelajari hubungan antar komponen
tersebut dengan menggunakan teknik analisis tertentu agar diperoleh pemahaman
yang tepat dan gambaran yang komprehensif tentang informasi tersebut.
Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang
menyangkut posisi keuangan, kinerja dan perubahan posisi keuangan suatu bank
atau perusahan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan
keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga menunjukan apa yang telah dilakukan
manajemen, atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan
kepadanya.
Laporan keuangan tidak hanya penting bagi pihak-pihak dalam
bank atau perusahaan, tetapi juga bagi pihak lainnya. Pemakai laporan keuangan
meliputi investor, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok, kreditur, nasabah,
pemerintah dan lembaga-lembaganya, dan masyarakat. Sejumlah pemakai laporan ini
menggunakannya untuk memenuhi beberapa kebutuhan informasi yang berbeda.
Disamping menjadi sumber informasi dan pedoman keputusan,
dilain pihak laporan keuangan mempunyai keterbatasan antara lain:
1.
Laporan yang dibuat secara periodik pada
dasarnya merupakan interm report
(laporan yang dibuat antara waktu tertentu yang sifatnya sementara) dan bukan
merupakan laporan yang final
2.
Leporan keuangan menunjukan angka dalam rupiah
yang seolah bersifat pasti dan tepat, padahal sebenarnya dasar penyusunannya
dengan standar nilai yang mungkin berbeda atau berubah-ubah.
3.
Laporan keuangan disusun berdasarkan hasil
pencatatan transaksi keuangan atau nilai rupiah dari berbagai waktu atau
tanggal yang lalu, dimana daya beli (purchasing
power) uang tersebut semakin menurun.
4.
Laporan keuangan tidak dapat mencerminkan
berbagai faktor yang dapat mempengaruhi posisi atau keadaan keuangan karena
faktor-faktor tersebut tidak dapat dinyatakan dalam satuan uang (dikuantisasi),
misalnya reputasi goodwill atau license, dan prestasi bank atau
perusahaan.
Dalam prinsip-prinsip akuntansi keuangan Indonesia, secara
terperinci dijelaskan tentang sifat dan keterbatasan laporan keuangan, yaitu
disajikan bersifat umum, disusun dengan penaksiran dan pertimbangan, bersifat
konservatif menghadapi ketidakpastian, dan memakai istilah-istilah teknis.
C.
Bentuk
dan Unsur Laporan Keuangan
Manajemen suatu bank atau perusahaan menyiapkan laporan
dengan cara yang berbeda sesuai dengan tujuan masing-masing. Namun demikian,
laporan harus mengikuti standar akuntansi apabila diterbitkan untuk pihak lain.
Laporan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan
perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara, misalnya
sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana), catatan (footnote), dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan
bagian integral dari laporan keuangan. Di samping itu, termasuk juga skedul dan
informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya informasi
keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan
harga.
Terdapat tiga bentuk laporan keuangan yang pokok, yaitu:
1.
Neraca
Neraca atau balance
sheet adalah laporan keuangan yang menggambarkan posisi keuangan bank atau
perusahaan pada suatu saat yang merupakan nilai bank atau perusahaan pada waktu
tertentu. Neraca biasanya disajikan tiap akhir tahun, pertengahan tahun, atau
kuartal pertama.
Neraca suatu perusahaan dibentuk
dari persamaan akuntansi, yaitu harta = kewajiban + ekuitas. Bagian pertama
neraca adalah harta-harta perusahaan, yaitu harta lancar (current assets) dan harta tetap (fixed assets). Aset disusun secara runtut berdasarkan likuiditas,
yakni aset yang paling cepat dapat dicairkan menjadi uang atau kas. Bagian
kedua berisi kewajiban (liabilities),
yaitu klaim pemberi pinjaman terhadap harta-harta perusahaan dan modal pemilik
(owner’s equity), yaiu nilai
investasi pemilik dalam suatu bisnis.
a. Aktiva
adalah sumber daya yang dikuasai oleh bank atau perusahaan sebagai akibat dari
peristiwa masa lalu dan darimana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan
diperoleh perusahaan. Bank atau perusahaan biasanya menggunakan aktiva untuk
memproduksi atau nmenyalurkan dana untuk kebutuhan dan keperluan pelanggan atau
nasabah.
b. Kewajiban
merupakan hutang bank atau perusahaan masa kini yang timbul dari peristiwa masa
lalu. Penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya
bank atau perusahaan yang mengandung manfaat ekonomi. Kewajiban dapat dipaksakan
menurut hukum sebagai konsekuensi dari kontrak mengikat atau peraturan
perundangan.
c. Ekuitas
adalah hak residual atas aktiva bank atau perusahaan setelah dikurangi semua
kewajiban.
2.
Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi atau income
statement/ profit and loss statement membandingkan pendapatan terhadap
beban pengeluarannya untuk menentukan laba atau rugu bersih. Laporan ini
memberikan informasi tentang hasil akhir (bottom
line) bank atau perusahaan selama periode tertentu. Penghasilan bersih seringkali
digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar dari ukuran yang lain
seperti imbalan investasi (return on
investment) atau penghasilan per saham (earnings
per share).
Unsur yang langsung berkaitan dengan pengukuran penghasilan
bersih (laba) adalah penghasilan dan beban. Pengakuan dan pengukuran
penghasilan dan beban, dan karenanya juga pengahsilan bersih (laba), sebagian
bergantung pada konsep modal dan pemeliharaan modal yang digunakan bank atau
perusahaan dalam penyusunan laporan keuangannya.
3.
Laporan Arus Kas
Arus kas berarti arus masuk dan arus keluar kas atau setara
kas. Perusahaan menyajikan arus kas dari aktivitas operasi, investasi dan
pendanaan dengan cara yang paling sesuai dengan bisnis perusahaan tersebut.
Klasifikasi menurut aktivitas memberikan informasi yang memungkinkan para
pengguna laporan untuk menilai pengaruh aktivitas tersebut terhadap posisi
keuangan perusahaan serta terhadap jumlah kas dan setara kas. Informasi
tersebut dapat juga digunakan untuk mengevaluasi hubungan di antara ketiga
aktivitas tersebut.
Beberapa unsur yang dipergunakan yang berkaitan dengan
laporan arus kas didefinisikan sebagai berikut: Aktivitas operasi adalah
aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan (principal revenue-producing activities) dan aktivitas lain yang
bukan merupakan aktivitas investasi dan akitivitas pendanaan. Jumlah arus kas
yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator yang menentukan apakah
dari operasinya perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi
pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar dividen, dan
melakukan investasi baru tanpa mengandalkan pada sumber pendanaan dari luar.
Informasi tentang arus kas suatu perusahaan berguna bagi
para pemakai laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan kas dan setara kas, dan menilai kabutuhan perusahaan untuk
menggunakan arus kas tersebut. Informasi arus kas historis sering digunakan
sebagai indikator dari jumlah, waktu, dan kepastian arus kas masa depan.
Disamping itu, informasi arus kas juga berguna untuk meneliti kecermatan
taksiran arus kas masa depan yang telah dibuat sebelumnya dan dalam menentukan
hubungan antara profitabilitas dan arus kas bersih serta dampak perubahan
harga.
D.
Bentuk
dan Unsur Laporan Keuangan Syariah
Akuntansi syariah merupakan bagian dari akuntansi yang
relatif sangat baru sehingga tidak banyak negara yang melakukan pembahasan.
Pada tahun 1991 di Bahrain berdiri Accounting
and Auditing Organization for Islamic Financial Institutions (AAOIFI),
suatu badan usaha nirlaba yang otonom. Pada tahun1998 diterbitkan buku Accounting and Auditing Standard for Islamic
Financial Institutions yang dapat dijadikan acuan dalam pembahasan
akuntansi syariah, namun hanya mencakup accounting
dan auditing. Selanjutnya, pada
tahun 1999 buku tersebut diubah dengan penambahan governance dan pengubahan cakupannya menjadi accounting, auditing and governance standard for Islamic financial institutions
(Wiroso, 2009: 435).
Perkembangan di Indonesia ditandai dengan pembahasan
akuntansi bank syariah pada tahun 1999. Bank Indonesia sebagai pemrakara
membentuk tim penyusunan PSAK bank syariah yang meliputi komponen dari BI, IAI,
Bank Muamalat Indonesia, dan Depkeu. Hal ini seiring dengan pesatnya
perkembangan perbankan syariah yang merupakan implementasi UU No. 10 tahun 1998
pada saat itu (UU yang lebih baru adalah No. 21 tahun 2008 tentang Perbankan
Syariah). pada akhirnya , IAI berhasil menerbitkan PSAK tentang akuntansi
perbankan syariah nomor 59.
Sangat disadari bahwa kerangka dasar tersebut tidak
sempurna dan tidak dilakukan pembahasan secara rinci. Oleh karena itu kerangka
dasar dalam akuntansi umum masih dianggap berlaku sepanjang tidak bertentangan
dengan syariah. hal ini terjadi karena keterbatasan pemahaman dan contoh-contoh
transaksi yang ada dalam bank syariah atau entitas syariah secara umum.
Pernyataan Standard Akuntansi Keuangan Syariah yang mulai
berlaku tahun buku 2008 adalah PSAK Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian
Laporan Keuangan Syariah; PSAK 101 Penyajian Laporan Keuangan Syariah; PSAK 102
Akuntansi Murabahah; PSAK 103 Akuntansi Salam; PSAK 104 Akuntansi Istishna’;
PSAK 105 Akuntansi Mudlarabah; PSAK 106 Akuntansi Musyarakah.
Adapun Pernyataan Standard Akuntansi Keuangan Syariah yang
mulai berlaku tahun buku 2009 adalah PSAK 107 Akuntansi Ijarah; PSAK 108
Akuntansi Penyelesaian Utang-Piutang Murabahah Bermasalah; PSAK 109 Akuntansi
Zakat, Infaq, dan Shadaqah; PSAK 110 Akuntansi Hawalah; PSAK 111 Akuntansi
Asuransi Syariah.
Laporan keuangan syariah sebagian besar tidak berbeda
dengan laporan yang berlaku umum di Indonesia, baik dari segi bentuk maupun
unsur-unsurnya. Berikut ini disajikan beberapa ketentuan penting dalam lopran keuangan
syariah yang bersumber dari sejumlah pasal dalam KHES Buku IV tentang Akuntansi
Syariah (2009).
1.
Pasal 728 Ayat 1. Akuntansi syariah harus
dilakukan dengan mencatat, mengelompokan dan menyimpulkan transaksi-transaksi
atau kejadian-kejadian yang mempunyai sifat keuangan dalam nilai mata uang
dijadikan bahan informasi dan analisis bagi pihak-pihak yang secara
proporsional berkepentingan.
2.
Pasal 728 Ayat 2. Pihak-pihak yang
berkepentingan dalam ayat (1) adalah pemilik dana, kreditur, pembayar zakat,
infaq, dan shadaqah (ZIS), pemegang saham, otoritas pengawasan, Bank Indonesia,
pemerintah, lembaga penjamin simpanan, dan masyarakat.
3.
Pasal 737. Pengungkapan dan pengakuan piutang
dalam perusahaan yang menggunakan sistem syariah dapat berupa pengakuan piutang
murabahah, piutang salam, dan piutang istishna’.
4.
Pasal 738. Pengungkapan dan pengakuan piutang
murabahah harus mencakup a) pengakuan dan pengukuran uang muka atau urbun; b)
pengakuan piutang; c) pengakuan keuntungan; d) pengakuan potongan pelunasan
dini; e) pengakuan denda.
5.
Pasal 739. Pengungkapan dan pengakuan piutang
salam harus mencakup a) rincian piutang salam berdasarkan jumlah, jangka waktu,
jenis valuta, kualitas piutang, dan penyisihan kerudian piutang salam; b)
piutang salam kepada penjual yang memiliki hubungan istimewa; c) besarnya modal
usaha salam; d) jenis serta kuantitas benda yang dipesan.
6.
Pasal 740. Pengungkapan dan pengakuan piutang
istishna’ harus mencakup a) rincian piutang istishna’ berdasarkan jumlah,
jangka waktu, jenis valuta, dan kualitas piutang; b) penyisihan kerugian
piutang istishna’; c) pendapatan dan keuntungan dari kontrak istishna’ selama periode berjalan; d) jumlah
akumulasi biaya atas kontrak berjalan serta pendapatan dan keuntungan sampai
dengan akhir periode berjalan; e) jumlah sisa kontrak yang belum selesai
menurut spesifikasi dan syarat kontrak; f) klaim tambahan yang belum selesai
dan semua denda yang bersifat kontinjen sebagai akibat keterlambatan pengiriman
barang; g) nilai kontrak istishna’ paralel yang sedang berjalan serta rentang
periode pelaksanaannya; h) nilai kontrak istishna’ yang telah ditandatangani
perusahaan selama periode berjalan tetapi belum dilaksanakan dan rentang
periode pelaksanaannya.
7.
Pasal 765. Akuntansi kewajiban mencakup a)
pengakuan mengenai kewajiban segera; b) bagi hasi yang belum dibagikan; c)
simpanan; d) simpanan dari perusahaan lain; e) utang salam; f) utang istishna’;
g) kewajiban dana investasi terikat dan kewajiban lain; h) utang pajak; i)
estimasi kerugian dan komitmen kontinjensi; j) pinjaman yang diterima; k)
pinjaman subordinasi.
E. Analisis Laporan Keuangan
Metode atau teknik analisis digunakan untuk menentukan dan
mengukur hubungan antara pos-pos yang terdapat dalam laporan keuangan sehingga
dapat diketahui perubahan-perubahan setiap pos tersebut bila dibandingkan
dengan laporan dari beberapa periode untuk satu perusahaan tertentu, atau
dibandingkan dengan alat-alat pembanding lainnya, misalnya dengan laporan yang
dibudgetkan atau dengan laporan keuangan perusahaan lain. Tujuan setiap metode
analisis adalah untuk menyederhanakan data agar dapat lebih dimengerti sehingga
dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan bagi pihak yang
membutuhkan.
Secara umum terdapa dua metode analisis yang dapat
digunakan, yaitu analisis horizontal (dinamis) dan vertikal (statis). Analisis
horizontal adalah analisis dengan membandingkan laporan keuangan untuk beberapa
periode sehingga akan diketahui perkembangannya. Analisis vertikal adalah
apabila laporan keuangan yang dianalisis hanya meliputi satu periode saja
(hanya membandingkan antara pos yang satu dengan pos yang lain dalam satu
laporan keuangan) sehingga hanya akan diketahui keadaan keuangan atau hasil
operasi pada periode itu saja.
Klasifikasi teknik analisis tersebut secara terperinci dan
yang biasa digunakan adalah sebagai berikut:
1.
Analisis pembandingan laporan keuangan, yaitu
metode atau teknik analisis dengan membandingkan laporan keuangan untuk dua
periode atau lebih. Dengan analisis ini akan diketahui perubahan yang terjadi
dan perubahan mana yang memerlukan penelitian lebih lanjut.
2.
Laporan dengan persentase per komponen atau common size statement. Teknik analisis
ini digunakan untuk mengetahui persentase investasi pada masing-masing aktiva
terhadap total aktivanya dan mengetahui struktur permodalannya dalam neraca,
dan mengetahui komposisi biaya dihubungkan dengan jumlah penjualannya dalam
laporan laba rugi.
3.
Analisis rasio. Teknik ini digunakan untuk
mengetahui hubungan pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara
individu atau kombinasi dari kedua laporan tersebut.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Laporan keuangan adalah salah satu sumber informasi penting
yang digunakan manajemen dalam pengambilan keputusan, terutama keputusan
keuangan.
Informasi posisi keuangan terutama disediakan dalam neraca,
informasi kinerja terutama disediakan dalam laporan laba rugi, sedangkan
informasi perubahan posisi keuangan disajikan dalam laporan tersendiri.
Informasi kinerja perusahaan, terutama profitabilitas, diperlukan untuk menilai
perubahan potensial sumber daya ekonomi yang mungkin dikendalikan pada masa
depan. Informasi kinerja bermanfaat untuk memprediksi kapasitas perusahaan
dalam menghasilkan arus kas dari sumber daya yang ada. Disamping itu, informasi
tersebut juga berguna dalam perumusan pertimbangan tentang efektivitas
perusahaan dalam memanfaatkan tambahan sumber daya.
Informasi perubahan posisi keuangan perusahaan bermanfaat
untuk menilai aktivitas investasi, pendanaan dan operasi selama periode
pelaporan. Informasi ini berguna bagi pemakai sebagai dasar untuk menilai
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas (setara kas) dan kebutuhan
perusahaan untuk memanfaatkan arus kas tersebut.
B.
Saran
Setelah membaca makalah dengan judul “Analisis Laporan
Keuangan”, diharapkan mahasiswa dan para pembaca pada umumnya dapat mengerti
dan memahami secara luas laporan keuangan bank atau perusahaan. Dan lebih
mengetahui arti penting adanya laporan keuangan yang di analisis di setiap bank
maupun perusahaan.